MEMAHAMI MAKNA MENUNTUN
Jikalau kita bicara kata menuntun maka hal ini identik dengan
istilah membantu seseorang yang tua renta untuk berjalan, atau membantu anak
kecil yang baru belajar berjalan untuk memulai berjalan. Tidak ada yang salah
dalam pemahaman ini. Namun dalam prespektif luas pada konsep pendidikan, terasa
sempit jika kita menggunakan pemahaman seperti itu.
Menuntun dalam pemahaman yang digagas Ki Hajar Dewantara adalah
membantu seseorang untuk lebih berdaya dengan memberikan keleluasaan lebih pada
orang tersebut untuk mampu memberdayakan dirinya. Peran penuntun hanya mengawasi (angon) dan memantau sampai seseorang
mampu terberdayakan berdasarkan usaha kerasnya sendiri.
Paradigma pendidikan yang masih berpusat pada guru tentunya masih
sangat terasa hingga saat ini. Namun searah perkembangan zaman, pola fikir yang
pernah digagas KHD tentang paradigma nuntun ini mulai diadopsi oleh
Kementrian Pendidikan Kebudayaan Indonesia. Hal ini ditandai dengan adanya
perubahan kurikulum baru yakni kurikulum merdeka yang didalamnya disisipkan
Program Guru Penggerak yang merupakan cikal bakal terciptanya
peminpin-pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Insan-insan yang terus
bergerak dinamis, mampu menggerakkan orang lain dan mampu membuat orang
Dinamika baru nantinya diharapkan guru terbuka wawasannya kearah
yang lebih dinamis sesuai arah perkembangan zaman, dengan tanpa meninggalkan
ciri- ciri khas identitas bangsa berdasar pancasila. Profil Pelajar Pancasila yang
dicita-citakan oleh bangsa ini diharapkan dapat terwujud dengan perubahan
kebijakan yang dilakukan pemerintah dibidang pendidikan dan tentunya disupport
oleh berbagai fihak, yakni gur, siswa, orang tua dan lingkungan.
" Sudah
bukan saatnya kita nuntut yang berlebihan kepada murid, namun hendaknya kita
pintar nuntun murid dengan hati untuk mencapai kesuksesannya dengan senantiasa
berfihak pada murid".